Bukti Terbelah nya Bulan
Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
- Riwayat Anas bin Malik radhiallahu anhu.
Imam Ahmad dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata, “Penduduk Makkah pernah meminta kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam (mengenai) suatu tanda (kekhususan Allah) maka terbelah lah bulan di Makkah (yang terjadi) dua kali. Kemudian beliau membaca: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ “Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.” (HR Muslim).
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu anhu bahwa penduduk Makkah pernah meminta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperlihatkan kepada mereka tanda (kekuasaan) Allah. Lalu beliau memperlihatkan kepada mereka bulan terbelah menjadi dua sehingga mereka melihat celah diantara kedua belahan itu.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim juga meriwayatkannya dari hadits Yunus bin Muhammad al-Mu-addib dari Syaiban dari Qatadah.
- Riwayat Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam. Juga diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Bakr bin Mudharr dari Ja’far bin Rabi’ah dari Arak dengan lafazh sepertinnya.
- Riwayat Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu, ia berkata, :”Bulan pernah terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sehingga mereka melihatnya, maka beliau bersabda: ‘Saksikanlah!’” Dan demikianlah yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Sufyan bin Uyainah.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan Abu Abdillah Al-Hafizh memberitahu kami dari Abduulah, ia berkata, “Bulan pernah terbelah di Makkah sehingga menjadi dua bagian lalu orang-orang kafir Quraisy dari kalangan penduduk Makkah berkata, “Ini adalah sihir yang dilakukan terhadap kalian oleh Ibnu Abu Kabsyah. Tunggulah para musafir, jika mereka melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu benar adanya, dan jika mereka tidak melihat apa yang kalian lihat, maka yang demikian itu merupakan sihir yang dilakukan terhadap kalian.” Abdullah melanjutkan, “Kemudian para musafir yang datang dari seluruh penjuru ditanya, maka mereka menajawab, ‘Kami melihatnya.’” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari hadits Al-Mughirah dan ada tambahannya, yaitu Allah Azza wa Jalla berfirman: اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ (“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan.”)
Peristiwa tentang terbelahnya bulan telah diriwayatkan oleh sejumlah sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, diantaranya adalah: Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas dan lain-lain. Calender Indian dan Cina telah mencatat peristiwa terbelahnya bulan tersebut. Namun, sebagian orang merasa ragu tentang hal ini dan menyatakan bahwa terbelahnya bulan itu terjadi pada hari kiamat nanti sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari ayahnya, dll. Namun, perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini tidak bisa menggantikan kesepakatan yang telah ada. Alasannya adalah kata ‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan berarti sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini berarti akan datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh. –Inilah perkataan Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir-. (Lihat tafsir surat Al Qomar ayat 1 di Zaadul Masiir, 5/449, Asy Syamilah)
Intinya, kita haruslah meyakini kejadian di atas dengan penuh keyakinan karena ini adalah kabar yang disampaikan Allah dan Rasul-Nya.
- Klaim gambar bukti bulan terbelah di internet
Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti ‘kebenaran’ ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).
http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod/ap021029.html
http://antwrp.gsfc.nasa.gov/apod/ap021029.html
- Beberapa pendapat tentang bentukan alam di bulan tersebut:
1. Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE atau RIMA. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus seperti Rille Ariadaeus ini, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar kerak bulan yang sejajar.
2. Rille mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi. Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan. Lihat:
http://www.lpi.usra.edu/resources/lunar_orbiter/bin/info.shtml?247
http://www.lpi.usra.edu/resources/lunar_orbiter/bin/info.shtml?247
3. Rille tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer ,tetapi tidak ditemukan Rille yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Jika bulan pernah terbelah dua dan Rille tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa Rille tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.
Rille pada gambar di atas seolah membelah bulan karena sudut pengambilan gambarnya. Panjangnya hanya sekitar 300 km atau 1/36 dari 10.921 km keliling permukaan bulan.
4. Utk sinuous rilles memang (mungkin) bekas aliran lava,tapi utk linear rilles atau arkuata,sampai skrng masih blm diketahui bagaimana terbentuknya. Banyak teori terjadinya rilles arkuata & linear (berbentuk garis),tapi tdk mngkn (sampai kapanpun) ilmuwan mengemukakan teori bahwa bulan awalnya terbelah,lalu menyatu lagi, kecuali orang itu sudah gila (mereka lebih mudah untuk menjawab bahwa terbentuknya rilles trsbt tdk diketahui drpd mengatakan awalnya bulan terbelah lalu disatukan lagi, walaupun secara sederhana (mungkin untuk kasus apapun, bukan cuma bulan) sesuatu yang berbentuk retakan bisa diakibatkan oleh penyatuan 2 bagian benda atau lebih,tapi tdk melebur sempurna). Jadi mungkin terjadinya rilles tersebut akan sulit dijawab, kecuali dalam beberapa teori.
(http://www.al-habib.info/review/gambar-bukti-bulan-terbelah.htm#)
(http://www.al-habib.info/review/gambar-bukti-bulan-terbelah.htm#)
Wallahu a’lam.
Berikut penjelasan dari Prof. Zaghlul Al-Neggar tentang mukzizat terbelahnya bulan dan kisah masuk islamnya seorang pendeta karena masalah ini.
Beberapa tahun yang lalu, saya memberikan kuliah pada Faculty of Medicine, Cardiff University, di Wales. Seorang Muslim bertanya kepadaku mengenai awal dari surat Al-Qamar, mengenai terbelahnya bulan, dan apakah hal tersebut dipandang sebagai salah satu tanda-tanda sains yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan apakah ada pembuktian ilmiah yang telah ditemukan untuk menjelaskan peristiwa ini.
Jawaban saya adalah bahwa peristiwa ini dipandang sebagai salah satu mukjizat yang paling nyata, yang terjadi untuk mendukung Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika beliau ditantang oleh kaum musyrikin dan kafir Quraisy, untuk menunjukkan kepada mereka untuk membuktikan bahwa beliau adalah Rasul Allah.
Mukjizat terjadi sebagai suatu peristiwa yang tidak biasa yang mematahkan seluruh hukum-hukum alam yang biasa (terjadi). Oleh karena itu, sains konvensional tidak dapat menjelaskan bagaimana mukjizat itu terjadi, dan jika hal itu tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita tidak wajib memeprcayainya. Oleh karena itu, kita percaya bahwa peristiwa terbelahnya bulan terjadi persis seperti perkataan Allah Azza wa Jala yang berfirman:
Mukjizat terjadi sebagai suatu peristiwa yang tidak biasa yang mematahkan seluruh hukum-hukum alam yang biasa (terjadi). Oleh karena itu, sains konvensional tidak dapat menjelaskan bagaimana mukjizat itu terjadi, dan jika hal itu tidak disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka kita tidak wajib memeprcayainya. Oleh karena itu, kita percaya bahwa peristiwa terbelahnya bulan terjadi persis seperti perkataan Allah Azza wa Jala yang berfirman:
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ مُّسْتَقِرٌّ وَلَقَدْ جَاءهُم مِّنَ الْأَنبَاء مَا فِيهِ مُزْدَجَرٌ حِكْمَةٌ بَالِغَةٌ فَمَا تُغْنِ النُّذُرُ
“Telah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus.” Dan mereka mendutakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka beberapa kisah yang di dalamnya terdapat cegahan (dari kekafiran). Itulah suatu hikmah yang sempurna maka peringatan-peringatan itu tidak berguna (bagi mereka).” (QS Al-Qamar 54] : 1-5)
Ketika saya menyelesaikan perkataanku, seorang laki-laki British diantara para peserta bernama Dawud Musa Pidcock, pemimpin British Muslim Party, meminta kesempatan untuk menambahkan sesuatu terhadap jawabanku. Ia berkata, “Inilah ayat-ayat permulaan surat Al-Qamar yang membuatku memeluk agama Islam di akhir tahun 70an.”
Hal ini terjadi ketika ia sedang melakukan penelitian yang luas dalam perbandingan agama, dan salah seorang Muslim memberikan kepadanya mushaf terjemahan Al-Qur’an. Ketika dia membuka mushaf tersebut untuk pertama kalinya, ia mendapati Surat Al-Qamar dan dia membacanya di awal Surat, dan tidak dapat mempercayai bahwa bulan telah terbagi menjadi dua bagian yang berbeda dan kemudian keduanya disatukan kembali, maka dia menutup terjemahan Al-Qur’an tersebut dan menyimpannya.
Hal ini terjadi ketika ia sedang melakukan penelitian yang luas dalam perbandingan agama, dan salah seorang Muslim memberikan kepadanya mushaf terjemahan Al-Qur’an. Ketika dia membuka mushaf tersebut untuk pertama kalinya, ia mendapati Surat Al-Qamar dan dia membacanya di awal Surat, dan tidak dapat mempercayai bahwa bulan telah terbagi menjadi dua bagian yang berbeda dan kemudian keduanya disatukan kembali, maka dia menutup terjemahan Al-Qur’an tersebut dan menyimpannya.
Pada tahun 1978, Mr. Pidcock atas kehendak Allah menonton sebuah program mengenai perjalanan luar angkasa, dimana penyiar Inggris yang terkenal, James Burke, menerima tiga orang ilmuan antariksa Amerka. Dalam perdebatan itu, penyiar mengkiritk pengeluaran NASA yang berlebih-lebihan (jutaan dolar) untuk proyek antariksa, sementara ada jutaan penduduk bumi yang menderita kelaparan, penyakit dan kebodohan. Jawaban dari ahli antariksa tersebut menegaskan bahwa karena perjalanan antariksa inilah yang memungkin pembangunan teknologi terpan dalam bidang diagnosa dan pengobatan penyakit, industri, pertanian dan banyak bidang lainnya.
Dalam debat itu, mereka merujuk pada (peristiwa) pertama kalinya seorang manusia mendarat di permukaan bulan, dan bagaimana perjalanan tersebut menghabiskan dana lebih dari $100 juta dolar. Lebih lanjut ilmuwan tersebut mengatakan bahwa perjalanan ini telah membuktikan sebuah fakta sains, yang jika mereka menghabiskan waktu sebanyak yang telah mereka lakukan utnuk meyakinkan manusia mengenainya, tidak akan ada yang mempercayai mereka. Fakta ini adalah bahwa pada zaman dahulu bulan telah terbelah dan bersatu kembali, ada banyak petunjuk yang nyata di perbukaan bulan untuk membuktikannya.
Dalam debat itu, mereka merujuk pada (peristiwa) pertama kalinya seorang manusia mendarat di permukaan bulan, dan bagaimana perjalanan tersebut menghabiskan dana lebih dari $100 juta dolar. Lebih lanjut ilmuwan tersebut mengatakan bahwa perjalanan ini telah membuktikan sebuah fakta sains, yang jika mereka menghabiskan waktu sebanyak yang telah mereka lakukan utnuk meyakinkan manusia mengenainya, tidak akan ada yang mempercayai mereka. Fakta ini adalah bahwa pada zaman dahulu bulan telah terbelah dan bersatu kembali, ada banyak petunjuk yang nyata di perbukaan bulan untuk membuktikannya.
Lebih lanjut Mr. Pidcock berkata, “Ketika saya mendengarnya, saya melompat dari kursiku, dan berkata bahwa ini adalah mukjizat yang terjadi seribu empat ratus tahun yang lalu untuk mendukung Muhammad (shallallahu alaihi wasallam), dan Al-Qur’an menerangkannya dengan terperinci. Setelah periode waktu yang lama dan di masa (perkembangan) sains dan teknologi, Allah menggunakan orang-orang (non Muslim) yang menghabiskan semua dana itu hanya untuk membuktikan bahwa mukjizat itu benar terjadi. Maka, saya berkata kepada dirku, ini pasti agama yang benar, dan saya kembali mengambil terjamahan Al-Qur’an tersebut dan membacanya dengan semangat. Ayat-ayat di awal Surat Al-Qamar inilah alasan dibalik masuknya saya ke dalam Islam.
Ini terjadi pada masa dimana sebagian Muslim mengklaim bahwa terpisahnya bulan belum terjadi, dan bahwa itu adalah salah satu dari tanda-tanda hari kiamat seperti yang disebutkan di pembukaan Surat tersebut (Telah dekat datangnya saat itu…). Mereka melupakan bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Sahl bin Sa’ad t dimana ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ هَكَذَا
“Jarak antara diutusnya kau dengan hari kiamat adalah seperti ini” Beliau mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Orang-orang yang menolak terjadinya peristiwa terbelahnya bulan itu, menggunakan dalil yang keliru untuk mendukung pendapat mereka, sebagaimana mereka menggunakan Surat Al-Isra:
وَمَا مَنَعَنَا أَن نُّرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلاَّ أَن كَذَّبَ بِهَا الأَوَّلُونَ
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.” (QS Al-Israa [17] : 59)
Ayat ini dijadikan sebagai dalil tidak pada tempatnya karena banyak tanda-tanda dan mukjizat yang jelas (nyata) yang terjadi di masa kehidupan Nabi e.
Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada penutup para Nabi shallallahu alaihi wasallam, yang baginya Allah menjadikan bulan terbelah menjadi dua bagian, sebagai kehormatan baginya dan untuk menaikkan derajatnya dan sebagai pendukung (bukti kebenaran-pent.) risalahnya (diatara kaumnya), dan meninggalkan kita dengan petunjuk yang nyata untuk menunjukkan bahwa peristiwa (terbelahnya bulan) itu benar-benar terjadi.
(Sumber: .)
(Sumber: .)
Referensi:
- Buku Misteri Akhir Dunia, oleh Dr. Muhammad bin abdurrahman Al Arifi, penerbit Darus Sunnah.
- The Treasure in the Sunnah; a Scientific Approach, oleh: Zaghlul El-Neggar, hal. 40-43, Al-Falah Foundation, 2004
- Buku Misteri Akhir Dunia, oleh Dr. Muhammad bin abdurrahman Al Arifi, penerbit Darus Sunnah.
- The Treasure in the Sunnah; a Scientific Approach, oleh: Zaghlul El-Neggar, hal. 40-43, Al-Falah Foundation, 2004
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Ya Komentar Anda Untuk Blog Ini